Menurut Isaac Leon Kandel arti perbandingan pendidikan adalah studi mengenai teori dan praktek pendidikan sekarang, sebagaimana dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang dan merupakan kelanjutan dari sejarah pendidikan. Dari statement yang diberikan oleh Isaac Leon Kandel kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sejarah perbandingan pendidikan merupakan suatu bahasan yang merupakan kelanjutan dari sejarah pendidikan yang ada.
Dari statement diatas kita bahwa perbandingan pendidikan adalah hasil dari sebuah sejarah pendidikan yang terdapa pada sebuah negara. Maka pada makalah ini pemakalah akan menjelasakan tentang sejarah pendidikan yang terdapat baik secara nasional dan internasional.
Pembahasan
Sesunguhnya materi perbandingan pendidikan memiliki beberapa tujuan ilmiah, menaruhkan perhatiannya dan mmpunyai misi untuk mewujudkan untuk terjalinnya saling pergertian dan kerjasama antar bangsa, dalam terciptanya perdamaiaan dunia. Maka dari tujuan dan misi dalam perbandingan pendidikan muncullah suatu gagasan tentang pendidikan internasional, dalam usaha untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa saling pengertian dan kerjasama antar bangsa, demi terpeliharanya perdamaiaan dunia, melalui proses pendidikan. Dan semua itu tidak terlepas dari tenaga penggerak perkembangan pendidikan nasional suatu bangsa, yang mana ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu: faktor sosial, politik, ekonomi, filsafat, agama dan beberapa faktor lainnya. Dari faktor sejarah dan faktor-faktor tersebut yang membentuk suatu corak dan watak nasional bangsa-bangsa, maka dari berbagai faktor yang telah disebutkan sering timbul berbagai perbedaan dan itu adalah tugas bagi perbandingan pendidikan untuk menyatukan berbagai perbedaan untuk menciptakan perdamaian dunia melalui pendidikan.
Dalam setiap bangsa pasti memiliki tradisi pendidikan sendiri-sendiri dengan tradisi itu maka suatu negara mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, agama dan ciri-ciri atau watak khusus yang dimiliki denagn cara tertentu.
Hubungannya dengan sejarah pendidikan nasional
Dalam sejarah panjang kita sejak pembentukan kita sebagai bangsa (nation formation) sampai kepada terbentuknya negara bangsa (state formation dan nation state) yang merdeka, pada setiap kurun zaman, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk pendidikan karena menyangkut sistem nilai-nilai (systems of values) yang memberi warna dan menjadi "semangat zaman" (zeitgeist) yang dianut oleh setiap individu, keluarga, anggota¬-anggota komunitas atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara nasional. Landasan filsafat ini hanya dapat dirunut melalui kajian sejarah, khususnya Sejarah Pendidikan Indonesia.
Prof. Dr. Helius Sjamsuddin. MA, menegaskan dalam diktatnya, filsafat dan sejarah pendidikan Indonesia , sebagai komparasi, di negara-negara Eropa (dan Amerika) pada abad ke-19 dan ke-20 perhatian kepada sejarah pendidikan telah muncul dari dan digunakan untuk maksud-maksud lebih lanjut yang bermacam-macam, untuk membangkitkan kesadaran berbangsa, kesadaran akan kesatuan kebudayaan, pengembangan profesional guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga¬-lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu.
Substansi dan tekanan dalam sejarah pendidikan itu bermacam-macam tergantung kepada maksud dari kajian itu: mulai dari tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistim pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial. Sehubungan dengan MI semua sejarah pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial.
Studi Perbandingan Pendidikan Nasional dan Pendidikan Internasional
Pendidikan internasional adalah upaya dan usaha bangsa-bangsa untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk memelihara dan meningkatkan kemantapan pergaulan antar bangsa dan perdamaiaan dunia. Berbagai usaha dalam perintisan perdamaiaan dunia, yaitu:
1) Setelah usainya perang dunia pertama berdirila Institute of Internasional Education di New York pada tahun 1919, kegiatan institusi ini adalah tukar-menukar mahasiswa, guru besar dan dosen-dosen.
2) Terbentuknya Federasi Asosiasi Pendidikan Internasional pada tahun 1922, yang memiliki tujuan:
a) Terbentuknya kerjasama dalam bidang pendidikan.
b) Pengumpulan dan penyebaran informasi tentang pendidikan yang penting-penting,
c) Adanya usaha nyata dalam mewujudkan perdamaian dunia.
3) Terbentuknya Internasional Bereau of Education pada tahun 1925, yang perpusat di Jenewa, kegiatannya meliputi:
a) Penyelenggaraan berbagai macam konferensi internasional.
b) Penebitan buku tahunan mengenai pendidikan pada umumnya dan studi perbandingan pendidikan pada khususnya.
c) Menerbitkan majalah Triwulan yang berisikan resensi buku-bukunya terbit diseluruh dunia.
d) Membentuk perpustakaan yang baik.
Pendidikan internasional dapat dikatakan mempunyai sifat ilmiah dan praktis. Yang bersifat ilmiah diantaranya dalam berbentuk peningkatan pemberian pengetahuan dan belajar tentang negara lain yang menegaskan hasil-hasil penelitian di negara lain, ataupun sumber-sumber dan dokumem-dokumen yang langsung berasal dari negara yang bersangkutan. Sedangkan yang bersifat praktis adalah dalam bentuk pemberian informasi tentang berbagai aspek kehidupan disuatu negara ke negara lain. Adapun ruang lingkup dan jenis pendidikan internasioanal, antara lain :
1) Berbagai konferensi, seminar dan lokakarya pendidikan.
2) Studi tentang bahasa dan sastra asing, hubungan internasional sejarah dunia.
3) Studi yang tergolong ke dalam humanistik seperti:
a) Perbandingan tentang karya-karya dalam bidang sastra, hubungan budaya dan sastra antar negara, pengaruh-pengarunya, adaptasi, serta tarjamah-tarjamah.
b) Studi area: studi yang berupa analisa antar disiplin berbagai negeri didunia yang meliputi sekelompok negara atau berbagai negara.
Hubungan Sejarah Pendidikan Dengan Sejarah Kebudayaan
Sejarah pendidikan merupakan bagian daripada sejarah kebudayaan umat manusia, karena mendidik itu berarti pula suatu usaha untuk menyerahkan dan mewariskan kebudayaan. Dalam hungungan ini pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan untuk menyempurnakan segala kecakapan peserta didik guna menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaannya. Yang akan kita serahkan hanyalah isi-isi kebudayaan yang sesuai dengan keadaan zaman dan tempat dan yang memenuhi hasrat-hasrat manusia pada zaman itu.
Studi yang mengkaitkan sistem pendidikan dengan masyarakat belum banyak kecuali hanya singgungan-singgungan yang berlalu saja, namun demikian uraian-uraiannya cukup menjadikan dasar pengeluasan pada studi perkembangan pendidikan. Studi tentang hubungan sistem pendidikan dengan masyarakat banyak berpengaruh pada sistem pendidikan di negara-negara. Seperti hanya Sadler dalam studinya mengkaitkan berbaghai sistem pendididkan dengan kebudayaan masyarakat disetiap negara , karena pengkaitan demikian merupakan sistem analisa yang benar dalam studi perbandingan pendidikan.
Kemudian akibat kemajuan tenologi dan ilmu pengetahuan, hubungan satu negara dengan lain semakin mudah dan dekat, maka semakin dipermudahlah perluasan studi ini sampai menjangkau bidang-bidang kehidupan masyarakat lainnya seperti tentang mental dan watak bangsa, peraturan perundangan dan politik ekonomi serta system pemerintahan Negara lain khususunya pendidikan.
Pengaruh kebudayaan yang mendasari sistem pendidikan
Akibat dari ini semua adalah terciptanya berbagai metode studi perbandingan, prosedur-prosedur, serta ketentuan-ketentuannya baik bagi studi antar regional maupun antar negara (internasional) yang menuntut para sarjananya untuk melengkapi dengan data-data serta informasi-informasi mengenai operasionalisasi kependidikan di negara lain, ditambah dengan dengan fakta-fakta tentang situasi dan kondisi serta kebudayaan yang mempengaruhinya.
Adapun para tokoh-tokohnya, menitik beratkan pandangannya dalam memperbandingkan sistem pendidikan di negara-negara maupun pada masalah pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan, sepertilahnya Hessen ataupun Hans dalam studinya lebih menitik berarkan pada faktor kebudayaan dari pada faktor sejarah , karena baginya permasalahan pendidikan berkaitan erat dengan faktor sejarah bangsa itu. Namun demikian para tokoh tersebut tidak berarti mengabaikan faktor penagaruh satu dari yang lainnya, akan tetapi akan tertumpu pada masalah metode saja. Yang satu memandang masalah kebudayaan menjadi keseluruhan dari kehidupan suatu bangsa sedangkan lainnya memandang faktor sejarah yang dipisahkan dari faktor kebudayaan.
Namun pada hakikatnya satu sama lain saling berkaitan dalam kehidupan umat manusia. Kebudayaan adalah hasil proses budaya umat manusia sedangkan sejarah merupakan hasil proses kehidupan manusia pula, karena keduanya berada dan terjadi dalam rangkaiaan perjalanan hidup umat manusia tersebut. Dengan cara pendekatan demikian akan menjadi sempurnalah hasil studi perbandingan pendidikan. Dari ini semua terlihat bahwa ilmu perbandingan pendidikan senantiasa berkembang selama manusia memerlukan sistem pendidikan. Itulah sebabnya kita perlu menalaah terus-menerus perkembangan pendidikan dalam masyarakat bangsa di dunia ini.
Penutup
Dari ini semua sebagaimana studi perbandingan pendidikanyang menitik beratkan pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan nasional suatu bangsa khususnya pada sistem untuk dibandingkan dengan permasalah yang dihadapi oleh negara-negara lainnya yang bertujuan untuk menciptakan perdamaiaan dunia melalui pendidikan. Maka dalam studi dan memahi masalahnya harus menaruh perhatiannya pada sejarah pendidikan bangsa-bangsa itu sendiri.
karena sejarah pendidikan itu merupakan tenaga pengerak pengembangan pendidikan nasional suatu bangsa, yang didalamnya terdapat factor-faktor social, politik, ekonomi, filsafat, maupun agama, yang mana factor-faktor ini lah membentuk watak dan corak nasional bangsa-bangsa dan yang membedakan satu bangsa dengan bangsa lainnya. Disinilah wujud hubungan antar sejarah pendidikan, pendidikan nasional, pendidikan internasional yang mempunyai tujuan demi terciptanya perdamaian dunia melalui pendidikan, yang mana perdamaian itu harus terjaga untuk ketentraman seluruh umat manusia di dunia.
Referensi
o Tadjab, perbandingan pendidikan (studi pendidikan tentang beberapa aspek pendidikan
barat modern, pendidikan Islam dan pendidikan nasional), karya abditama, Surabaya, 1994, cet pertama.
o Sjamsuddin; Helius, diktat filsafat dan sejarah pendidikan Indonesia, universitas
pendidikan Indenesia.
o Danasaputra;Djumhur, Sejarah Pendidikan, CV Ilmu, Bandung 1959.
o M. Arifin, Ilmu Perbandinagn Pendidikan, Golden trayon Press, Jakarta, 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar