Jumat, 03 Desember 2010

ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN PAI

A. PENGERTIAN
Sesungguhnya, dalam konteks penilaian ada beberapa istilah yang diginakan, yakni pengukuran, assessment, dan evaluasi. Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Sementara pengertian assessment adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai pada taraf pengambilan keputusan.

Sedangkan evaluasi sendiri, secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian, Namun dari sisi terminologis ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni :
1.Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu
2.Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan aras tujuan yang jelas
3.Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Meskipun memiliki banyak definisi, sebenarnya evaluasi pertama kali dikembangkan oleh Ralph Tayler (1950), yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Lalu dikembangkan lagi oleh dua orang ahli lain yakni, Cronbach dan Stuff lebeam .

Dilihat dari pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa secara teoritik ketiga istilah tersebut memiliki definisi berbeda. Namun, dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batasan antara ketiganya, dan evaluai pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) dan pembandingan (assessment). Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa, assessment dan evaluasi adalah sama, karena merupakan sistem penilaian hasil belajar.

Dari uraian diatas sudah jelas sekali pengertian assessment, measurement, dan evaluasi. Adapun assessment dalam pembelajaran pendidikan agama islam, yaitu : Suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam pendidikan agama islam.

B. TUJUAN DAN FUNGSI ASSESSMENT
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
2.Untuk mengetahui efektifitas metode pembelajaran.
3.Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4.Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa fdalam rangka perbaikan.

Selain memiliki beberapa tujuan seperti yang disebutkan diatas, assessment atau penelitian memiliki fungsi sebagai alat seleksi, penempatan, diagnostik, formatif, dan sumatif. Guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Adapu penjelasannya, sebagai berikut :

1.Fungsi selektif, dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan.
2.Fungsi penempatan, dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar setiap orang (peserta didik) dapat mengikutu pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
3.Fungsi diagnostik, dilaksanakan untuk mengidentifikasikan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
4.Fungsi formatif, dilaksanakan untuk memberikan umpan balik guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial atau perbaikan bagi murid.
5.Fungsi sumatif, dilaksanakan untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing murid.

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa assessment merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan assessment atau penilaian, guru dapat mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian peserta didik.

C. PENDEKATAN, PRINSIP DAN ACUAN ASSESSMENT
Dalam melakukan assessment, harus dilakukan pendekatan. Adapun pendekatan- pendekatan tersebut adalah :
•Menggunakan berbagai teknik.
•Menekankan hasil dengan memperhatikan input dan proses.
•Melihat dari perspektif taksonomi tujuan pendidikan, menilai perkembangan secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sesuai karakteristik mata pelajaran.
•Menerapkan standar kompetensi lulusan.
•Menerapkan sistem penilaian acuan kriteria dan standar pencapaian yang konsisten.
•Menerapkan penilaian otentik untuk menjamin pencapaian kompetensi.
Adapun prinsip-prinsip assessment, yaitu :
•Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
•Mencermnkan masalah dunia nyata.
•Menggunakan berbagai ukuran, metode, teknik, dan kriteria sesuai dengan karakteristik dan essensi pengaloaman belajar.

Selain pendekatan dan prinsip dalam assessment, hal yang paling penting yang tidak boleh dilupakan adalah acuan dalam assessment, adalah acuan kriteria. Sebab, kriteria digunakan asumsi bahwa hampir semua orang belajar apapun akan mampu, hanya kecepatan dan waktunya yang berbeda. Asumsi tersebut mengindikasikan perlunya program perbaikan atau remidial. Namun demikian, agar sistem assessment memenuhi prinsip kesahihan dan keandalan, maka harus memperhatikan :
•Aspek menyeluruh
•Berkelanjutan
•Berorientasi pada indikator ketercapaian
•Sesuai dengan pengalaman belajar

D. OBJEK ASSESSMENT
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian adalah apa yang harus dinilai itu. Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus terlebih dahulu melihat kembali fungsi dari assessment, yaitu sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar peerta didik. Menurut Horward kingsley, proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Selain pendapat Horward, masih banyak pendapat-pendat lain mengenai proses dan hasil belajar .Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut akhirnya diperoleh hasil pengklasifikasian secara garis besar, yang diungkapkan oleh Benyamin Bloom. Dimana benyamin membaginya menjadi tiga ranah atau objek, yaitu Kognitif, afktif dan psikomotorik.

1. KOGNITIF
Ranah kognitif berkenaan engan hasil belajar intyelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu :
•pengetahuan (recalling), kemampuan mengingat, misalnya: mengingat nama nabi
•pemahaman (comprehension), kemampuan memahami, misalnya: menyimpulkan suatu paragraf
•aplikasi (application), misalnya :menggunakan suatu informasi untuk memecahkan suatu masalah
•analisis (analysis), misalnya menganalisis suatu bentuk
•sintesis (syntesis), misalnya : menformulasikan hasil ceramah dosen dikelas dengan lingkungan sekitar
•dan evaluasi (evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk.

2. AFEKTIF
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, dsb. Jika dalihat lebih dalam, pelajaran yang diberikan lebih banyak mengarah pada ranah kognitif, meskipun demikian ranah afektif tetap harus menjadi bagian intyegral dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, yaitu :
•Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginana untuk menerima stimulus, respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
•Menanggapi (responding) reaksi yang diberikan, ketepatan aksi, perasaan,dll.
•Menilai (evaluating) kesadaran menerima apa yang diberikan oleh para pendidik.
•Mengorganisir(organiation) pengembangab norma dan nilai.
•Membentuk watak (characterization) sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku.

3. PSIKOMOTORIK
Psikomotorik merupakan tindakan seseorang yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam suatu mata pelajaran. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotorik diarahkan untuk menggali beberapa gerakan, ucapan, dan pengamalan keagamaan, seperti
•Gerakan wudlu, shalat
•Ucapan bacaan Al-Qur'an-qur’an dalam shalat
•Ucapan kalimat thayyibah
•Pengamalan, kebiasaan berdzikir, berdoa, maupun membaca Al-Qur'an-qur’an

Adapun tingkatan ketrampilan alam psikomotorik, yaitu :
•Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
•Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
•Kemampuan perseptual
•Kemampuan di bidang fisik
•Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks
•Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi

E. PENILAIAN BERBASIS KELAS (PBK)
Penilaian berbasis kelas(PBK) merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas. PBK mengidentifikasikan pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan
PBK merupakan arti penilaian sebagai assessment, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian di kelas ini merupakan salah satu bukti yang digunakan untuk mengukur kebrrhasilan suatu program pendidikan.

Pada pelaksanaan PBK, peranan guru sangat penting dalam menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau kegagalan siswa. PBK yang dilaksanakan oleh guru, harus memberikan makna signifikan bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya, dan bagi siswa sevara individu pada khususnya. Adapun fungsi PBK, yaitu :
1.Memberikan umpan balik bagi sisa mengenaim kemampuan dan kekurangannya
2.Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa
3.Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya
4.Memungkinkan siswa mencapai kometensi yang telah ditentukan

Selain fungsi PBK memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1.Mengetahui kemajuan belajar siswa
2.Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran
3.Menentukan tindak lanjut pembelajaran bagi siswa
4.Membantu siswa untuk memilih bidang pendidikan sesuai dengan minat dan bakatnya

Adpun prinsip-prinsip PBK haruslah sangat diperhatikan, yaitu :
1.Valid, PBK harus mengukur objek obyek yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis alat ukur yang tepat atau sahih
2.Mendidik, PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar siswa
3.Berorientasi pada kompetensi
4.Adil dan objektif
5.Terbuka, PBK Hendaknya dilakukan secara terbuka bagi semua kalangan
6.Berkesinambungan, PBK harus dilakukan secara terus-menerus
7.Menyeluruh, PBK harus menyeluruh dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
8.Bermakna, PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak


DAFTAR PUSTAKA

•Arikunto suharsini, 2005.Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan.Jakarta: Bumi aksara
•Zuhairini,1983.Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam.Surabaya: Usaha nasional
•Majid abdul, 2005.Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Rosda karya
•Nasution, 2003.Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar.Jakarta: Bumi aksara
•Hamalik oemar, 2004.Perencanaan Pengajaran.Jakarta: Bumi aksara
•Sudjana nana, 2005.Penilaian hasil proses belajar mengajar.Bandung: Rosda karya
•Nurkancana wayan, 1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya: Usaha nasional
•Mulyasa,2003.Kurikilum Berbasis Kompetensi.Bandung:Rosda karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar